Saturday, August 1, 2015

Demam



Termometer Axilla - Air Raksa
Keadaan demam, sejak zaman Hippocrates sudah diketahui sebagai pertanda penyakit. Galileo pada abad pertengahan menciptakan alat pengukur suhu dan Santorio di Padua melaksanakan aplikasi pertama penemuan alat di lingkungan klinik. Tiga abad kemudian baru untuk pertama kali, Traube memperlihatkan sebuah kurve suhu secara menyeluruh yang dibuat di sebuah klinik di Leipzig. Penggunaan kurve suhu makin meluas setelah dipublikasikannya pendapat Wunderlich pada tahun 1868, di mana beliau mengatakan bahwa dengan semakin banyak pengalamannya dalam memakai alat pengukur suhu ini, semakin bertambah keyakinannya mengenai manfaat pengukuran tersebut, khususnya untuk mendapatkan informasi yang cukup akurat dan prediktif mengenai kondisi seorang pasien. 

Termometer Rectal
Suhu pasien biasanya diukur dengan thermometer air raksa dan tempat pengambilannya dapat di aksila, oral atau rectum. Suhu tubuh normal berkisar antara 36,5 OC - 37,2 OC. Suhu abnormal di bawah 36 OC. Dengan demam pada umumnya diartikan bila suhu tubuh di atas 37,2 OC. Hiperpireksia adalah suatu keadaan kenaikan suhu tubuh sampai setinggi 41,2 OC atau lebih, sedangkan hipotermia adalah keadaan suhu tubuh di bawah 35 OC. Biasanya terdapat perbedaan antara pengukuran suhu di aksila dan oral maupun rectal. Dalam keadaan biasa, perbedaan ini berkisar sekitar 0,5 OC, suhu rectal lebih tinggi daripada suhu oral.

Dalam beberapa keadaan diperlukan pengukuran suhu yang lebih akurat seperti pada pasien yang banyak berkeringat atau dengan frekuensi pernapasan yang tinggi. Pada keadaan tersebut, lebih baik diukur suhu rectal karena perbedaan yang mungkin didapatkan pada pengukuruan suhu di berbagai tempat dapat mencapai 2 – 3 OC. 

Demam pada mamalia dapat memberi petunjuk bahwa pada temperature 39 OC, produksi antibody dan proliferasi sel limfosit – T meningkat sampai 20 kali dibandingkan dengan keadaan pada temperature normal (37 OC). Dalam evolusi kehidupan, tubuh telah mengembangkan suatu system pertahanan yang cukup ampuh terhadap infeksi dan peninggian suhu badan memberikan suatu peluang kerja yang optimal untuk system pertahanan tubuh. 

Termometer Axilla - Digital


Termometer Axilla - Digital


Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi. Dewasa ini diduga bahwa pirogen adalah suatu protein yang identik dengan interleukin – 1. Di dalam hipotalamus, zat ini merangsang pelepasan asam arakhidonat serta mengakibatkan peningkatan sintesis prostaglandin E2 yang langsung dapat menyebabkan suatu pireksia.

Pengaruh pengaturan otonom akan mengakibatkan terjadinya vasokontriksi perifer sehingga pengeluaran (dissipation) panas menurun dan pasien merasa demam. Suhu badan dapat bertambah tinggi lagi karena meningkatnya aktivitas metabolism yang juga mengakibatkan penambahan produksi panas dank arena kurang adekuat penyalurannya ke permukaan maka rasa demam bertambah pada seorang pasien.

Beberapa tipe demam yang mungkin kita jumpai, antara lain :
1. Demam septic
Pada tipe demam septic, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ke tingkat yang normal, dinamakan juga demam hektik.
      
2. Demam remiten
Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari, tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai 2 derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicata pada demam septic.
      
3. Demam intermitten
Pada tipe demam intermitten, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap 2 hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi 2 hari bebas demam di antara 2 serangan demam disebut kuartana
      
4. Demam kontinyu
Pada tipe demam kontinyu, variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari 1 derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia
    
5. Demam siklik
Pada tipe demam siklik, terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

Suatu tipe demam kadang – kadang dapat dihubungkan dengan suatu penyakit tertentu, seperti misalnya tipe demam intermitten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas, seperti misalnya: abses, pneumonia, infeksi saluran kencing atau malaria, tetapi kadang – kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan dengan suatu sebab yang jelas. 

Termometer Telinga
Bila demam disertai keadaan seperti sakit otot, rasa lemas, tak nafsu makan dan mungkin ada pilek, batuk dan tenggorok sakit, biasanya digolongkan sebagai influenza atau common cold. Dalam praktek, 90 % dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self – limiting seperti influenza atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun, hal ini tidak berarti bahwa kita tidak harus waspada terhadap suatu infeksi bacterial.

Kausa demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, karena keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat. Juga gangguan pada pusat regulasi suhu sentral dapat menyebabkan peninggian temperature seperti pada heat stroke, perdarahan otak, koma atau gangguan sentral lainnya. 

Pada perdarahan internal, pada saat terjadinya reabsorpsi darah, dapat pula menyebabkan peningkatan temperature. Dalam praktek perlu sekali diketahui penyakit – penyakit infeksi yang endemic di lingkungan tempat tinggal pasien, dan mengenai kemungkinan infeksi import dapat dinetralisasi dengan pertanyaan apakah pasien baru pulang dari suatu perjalanan dari daerah mana dan tempat apa saja yang telah dikunjunginya. 

Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam, diperlukan antara lain, ketelitian pengambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisis yang seteliti mungkin, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium serta penunjang lainnya secara tepat dan holisitik.

Termometer Infra Red

Termometer Infra Red






No comments:

Post a Comment