Hari ini, ada seorang teman yang
baru saja keluar dari RS, dirawat selama 3 hari karena DBD sebenarnya apa itu DBD dan apa bedanya dengan DF ?
DEMAM BERDARAH DENGUE / DBD
Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue (Dengue Haemorrhagic Fever / DHF)
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi
klinis berupa demam, nyeri otot dan / nyeri sendi yang disertai lekopenia (penurunan
leukosit), ruam (kemerahan pada kulit), limfadenopati (pembesaran kelenjar
limfe), trombositopenia (penurunan trombosit) dan diathesis hemoragik
(perdarahan, seperti mimisan, gusi berdarah). Pada DBD terjadi perembesan
plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau
penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock
syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok.
Etiologi / Penyebab
Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam genus Flavivirus,
keluarga Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30nm yang terdiri
dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4 x 106 . Terdapat 4
serotipe virus tipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4 yang semuanya dapat
menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue keempat serotype ditemukan
di Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotype terbanyak. Terdapat reaksi silang
antara serotype dengue dengan Flavivirus lain seperti Yellow fever, Japanese
encephalitis dan West Nile virus.
Epidemiologi
Demam Berdarah Dengue tersebar di
wilayah Asia Tenggara, Pasifik Barat dan Karibia. Indonesia merupakan wilayah
endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air. Insiden DBD di Indonesia
antara 6 hingga 15 per 100.000 penduduk (1989 hingga 1995); dan pernah
meningkat tajam saat kejadian luar biasa hingga 35 per 100.000 penduduk pada
tahun 1998, sedangkan mortalitas DBD cenderung menurun hingga mencapai 2% pada
tahun 1999. Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vektor nyamuk genus
Aedes (terutama Aedes. aegypti dan Aedes. albopictus). Peningkatan kasus setiap
tahunnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan dengan tersedianya tempat
perindukan bagi nyamuk betina yaitu bejana yang berisi air jernih (bak mandi,
kaleng bekas dan tempat penampungan air lainnya).
Aedes aegypti |
Aedes Albopictus |
Beberapa faktor diketahui
berkaitan dengan peningkatan transmisi virus dengue yaitu :
1) Vektor : perkembang biakan
vektor, kebiasaan menggigit, kepadatan vektor di lingkungan, transportasi
vektor dilingkungan, transportasi vektor dari satu tempat ke tempat lain;
2) Pejamu : terdapatnya penderita
di lingkungan / keluarga, mobilisasi dan paparan terhadap nyamuk, usia dan
jenis kelamin;
3) Lingkungan : curah hujan,
suhu, sanitasi dan kepadatan penduduk
Patogenesis
Patogenesis terjadinya demam
berdarah dengue hingga saat ini masih diperdebatkan. Berdasarkan data yang ada,
terdapat bukti yang kuat bahwa mekanisme imunopatologis berperan dalam
terjadinya demam berdarah dengue dan sindrom renjatan dengue. Respon imun yang
diketahui berperan dalam pathogenesis DBD adalah :
a) Respon humoral berupa
pembentukan antibody yang berperan dalam proses netralisasi virus, sitolisis
yang dimediasi komplemen dan sitotoksisitas yang dimediasi antibody. Antibody
terhadap virus dengue berperan dalam mempercepat replikasi virus pad monosit
atau makrofag. Hipotesis ini disebut antibody dependent enhancement (ADE);
b) Limfosit T baik T-helper (CD4)
dan T sitotoksik (CD8) berepran dalam respon imun seluler terhadap virus
dengue. Diferensiasi T helper yaitu TH1 akan memproduksi interferon gamma, IL-2
dan limfokin, sedangkan TH2 memproduksi IL-4, IL-5, IL-6 dan IL-10;
c) Monosit dan makrolag berperan
dalam fagositosis virus dengan opsonisasi antibodi. Namun proses fagositosis
ini menyebabkan peningkatan replikasi virus dan sekresi sitokin oleh makrofag;
d) Selain itu aktivitasi
komplemen oleh kompleks imun menyebabkan terbentuknya C3a dan C5a.
Hipotesis secondary heterologus infections
Halstead pada tahun 1973
mengajukan hipotesis secondary heterologous infection yang menyatakan bahwa DHF
terjadi bila seseorang terinfeksi ulang virus dengue dengan tipe yang berbeda.
Re-infeksi menyebabkan reaksi anamnestik antibodi sehingga mengakibatkan
konsentrasi kompleks imun yang tinggi. Kurang dan Ennis pada tahun 1994
merangkum pendapat Halstead dan peneliti lain; menyatakan bahwa infeksi virus
dengue menyebabkan aktivasi makrofag yang me-fagositosis kompleks
virus-antibody non netralisasi sehingga virus bereplikasi di makrofag.
Terjadinya infeksi makrofag oleh virus dengue menyebabkan aktivasi T helper dan
T sitotoksik sehingga diprosuksi limfokin dan interferon gamma. Interferon
gamma akan mengaktivasi monosit sehingga disekresi Secondary heterologus dengue
infections Virus replication Anamnestic antibody response Virus antibody
complex Platelet aggregation Coagulation activation Complement activation
Impaired platelet Platelet factor Plasmin function III release Activated
Hagemen Anaphylatoxi Platelet removal by RES Consumptive Klinin Thrombocytopeni
Kini Clotting factors Vascular permeablity Excessive FDP Shock.
Berbagai mediator inflamasi
seperti TNF-α, IL-1, PAF (platelet activating factor), IL- 6 dan histamine yang
mengakibatkan terjadinya disfungsi sel endotel dan terjadi kebocoran plasma.
Peningkatan C3a dan C5a terjadi melalui aktivasi oleh kompleks virus-antibodi
yang juga mengakibatkan terjadinya kebocoran plasma.
Trombositopenia (Penurunan trombosit)
pada infeksi dengue terjadi melalui mekanisme :
1) Supresi sumsum tulang,
2) Destruksi dan pemendekan masa
hidup trombosit.
Gambaran sumsum tulang pada fase
awal infeksi (<5 hari) menunjukkan keadaan hiposeluler dan supresi megakariosit. Setelah keadaan nadir tercapai, akan terjadi peningkatan proses hematopoiesis termasuk megakariopoiesis. Kadar tromobopoietin dalam darah pada saat terjadi trombositopenia justru menunjukkan kenaikan, hal ini menunjukkan terjadinya stimulasi tromobositopenia.
Destruksi trombosit terjadi melalui pengikatan fragmen C3g, terdapatnya antibody VD, konsumsi trombosit selama proses koagulopati dan sekuestrasi di perifer. Gangguan fungsi trombosit terjadi melalui mekanisme gangguan pelepasan ADP, peningkatan kadar b-tromoboglobulin dan PF4 yang merupakan petanda degranulasi tromobosit. Koagulopati terjadi sebagai akibat interaksi virus dengan endotel yang menyebabkan disfungsi endotel. Berbagai penelitian menunjukkan terjadinya koagulopati konsumtif pada demam berdarah dengue stadium III dan IV. Aktivasi koagulasi pada demam berdarah dengue terjadi melalui aktivasi jalur ekstrinsik (tissue factor pathway).
Jalur intrinsik juga berperan melalui aktivasi factor Xia namun tidak melalui aktivasi kontak (kalikrein C1-inhibitor complex)
Manifestasi klinis dan perjalanan penyakit
Manifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bersifat asimtomatik, atau dapat berupa demam yang tidak khas, demam dengue, demam berdarah dengue atau sindrom syok dengue (SSD).
Pada umumnya pasien mengalami fase demam 2-7 hari, yang diikuti oleh fase kritis selam 2-3 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah tidak demam, akan tetapi mempunyai risiko untuk terjadi renjatan jika tidak mendapat pengobatan tidak adekuat.
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis pasien tersangka demam dengue adalah melalui pemeriksaan kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah trombosit dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relative disertai gambaran limfosit plasma biru.
Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell culture) ataupun deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik RT-PCR (Reserve Transcriptase Polymerase Chain Reaction), namun karena teknik yang lebih rumit, saat ini tes serologis yang mendeteksi adanya antibody spesifik terhadap dengue berupa antibody total, IgM maupun IgG.
Parameter Laboratoris yang dapat diperiksa antara lain :
• Leukosit: dapat normal atau menurun.
Mulai hari ke-3 dapat ditemui limfositosis relative (>45%
dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (LPB) > 15% dari
jumlah total leukosit yang pada fase syok akan meningkat.
Limfosit Plasma Biru |
• Trombosit: umumnya terdapat
trombositopenia pada hari ke 3-8.
• Hematokrit: Kebocoran plasma
dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan hematokrit ≥ 20% dari hematokrit
awal, umumnya dimulai pada hari ke-3 demam.
• Hemostasis: Dilakukan
pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-Dimer, atau FDP pada keadaan yang dicurigai
terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan darah.
• Protein/albumin: Dapat terjadi
hipoproteinemia akibat kebocoran plasma.
• SGOT/SGPT (serum alanin
aminotransferase): dapat meningkat.
• Ureum, Kreatinin: bila
didapatkan gangguan fungsi ginjal.
• Elektrolit: sebagai parameter
pemantauan pemberian cairan.
• Golongan darah: dan cross macth
(uji cocok serasi): bila akan diberikan transfusi darah atau komponen darah.
• Imuno serologi dilakukan
pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue. IgM: terdeksi mulai hari ke 3-5,
meningkat sampai minggu ke-3, menghilang setelah 60-90 hari. IgG: pada infeksi
primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke-14, pada infeksi sekunder IgG mulai
terdeteksi hari ke-2.
• Uji III: Dilakukan pengambilan
bahan pada hari pertama serta saat pulang dari perawatan, uji ini digunakan
untuk kepentingan surveilans.
Pemeriksaan radiologis
Pada foto dada bisa didapatkan
efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan tetapi apabila terjadi perembesan
plasma hebat, efusi pleura dapat dijumpai pada kedua hemitoraks. Pemeriksaan
foto rontgen dada sebaiknya dalam posisi lateral dekubitus kanan (pasien tidur
pada sisi badan sebelah kanan). Asites dan efusi pleura dapat pula dideteksi
dengan pemeriksaan USG.
Diagnosis
Masa inkubasi dalam tubuh manusia
sekitar 4-6 hari (rentang 3-14 hari), timbul gejala prodormal yang tidak khas
seperti : nyeri kepala, nyeri tulang belakang dan perasaan lelah.
Demam Dengue (DD)
Merupakan penyakit demam akut
selama 2-7 hari, ditandai dengan dua atau lebih manifestasi klinis sebagai
berikut:
• Nyeri kepala.
• Nyeri retro-oebital.
• Mialgia / artralgia.
• Ruam kulit.
• Manifestasi perdarahan (petekie
atau uji bending positif).
• Leukopenia
• Pemeriksaan serologi dengue
positif, atau ditemukan pasien DD/DBD yang sudah dikonfirmasi pada lokasi dan
waktu yang sama.
Demam Berdarah Dengue (DBD).
Berdasarkan kriteria WHO 1997
diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal ini di bawah ini dipenuhi :
• Terdapat minimal satu dari
manifestasi perdarahan berikut :
- Uji bendung
positif.
- Petekie,
ekimosis, atau purpura.
- Perdarahan
mukosa (tersering epistaksis / mimisan atau perdarahan gusi), atau perdarahan
dari tempat lain.
- Hematemesis
atau melena.
• Trombositopenia (jumlah
trombosit <100.000/ul). • Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma) sebagai berikut : - Peningkatan hematokrit >20%
dibandingkan standar sesuai dengan umur dan jenis kelamin. • Penurunan
hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan nilai
hematokrit sebelumnya.
• Tanda kebocoran plasma seperti
: efusi pleura, asites atau hipoproteinemia.
Dari keterangan di atas terlihat bahwa perbedaan utama antara DD dan DBD adalah pada DBD ditemukan adanya kebocoran plasma.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding perlu
dipertimbangkan bilamana terdapat kesesuaian klinis dengan demam tifoid,
campak, influenza, chikungunya dan leptospirosis.
Sindrom Syok Dengue (SSD)
Seluruh kriteria di atas untuk
DBD disertai kegagalan sirkulasi dengan manifestasi nadi yang cepat dan lemah,
tekanan darah turun (≤ 20 mmHg), hipotensi dibandingkan standar sesuai umur,
kulit dingin dan lembab serta gelisah.
Derajat penyakit infeksi virus dengue
Untuk menentukan penatalaksanaan
pasien infeksi virus dengue, perlu diketahui klasifikasi derajat penyakit.
Klasifikasi Derajat Penyakit
Infeksi Virus Dengue (WHO, 1997).
Gambaran enzim transaminase
Dalam pekerjaannya, hati kita
membuat beberapa produk, termasuk jenis protein yang disebut sebagai enzim.
Gambaran enzim transaminase adalah sejenis tes yang digunakan untuk mengukur
level beberapa jenis enzim hati, yang merupakan protein spesifik yang membantu
tubuh untuk memecahkan dan menggunakan (metabolisme) substansi yang lain.Produk
ini dapat keluar dari hati dan masuk ke aliran darah. Tingkat produk tersebut
dapat diukur dalam darah. Terdiri dari :
• ALT (alanin aminotransferase),
juga dikenal sebagai SGPT (serum glutamik piruvik transaminase)
•AST (aspartat aminotransferase),
juga dikenal sebagai SGOT (serum glutamik oksaloasetik transaminase)
Hasil Tes
Penyakit hati yang berbeda akan
menyebabkan kerusakan yang berbeda, dan tes fungsi hati dapat menunjukkan
perbedaan ini. Hasil tes fungsi hati dapat memberi gambaran mengenai penyakit
apa yang mungkin menyebabkan kerusakan, tetapi tes ini tidak mampu mendiagnosis
akibat penyakit hati. Hasil tes ini juga bermanfaat untuk memantau perjalanan
penyakit hati, tetapi sekali lagi, mungkin tidak memberi gambaran yang tepat.
Namun biasanya hasil tes fungsi hati memberi gambaran mengenai tingkat peradangan.
Enzim Hati
ALT adalah lebih spesifik untuk
kerusakan hati. ALT adalah enzim yang dibuat dalam sel hati (hepatosit), jadi
lebih spesifik untuk penyakit hati dibandingkan dengan enzim lain. Biasanya
peningkatan ALT terjadi bila ada kerusakan pada selaput sel hati. Setiap jenis
peradangan hati dapat menyebabkan peningkatan pada selaput sel hati. Setiap
jenis peradangan hati dapat menyebabkan peningkatan pada ALT. Peradangan pada
hati dapat disebabkan oleh hepatitis virus, beberapa obat, penggunaan alkohol,
dan penyakit pada saluran cairan empedu. AST adalah enzim mitokondria yang juga
ditemukan dalam jantung, ginjal dan otak. Jadi tes ini kurang spesifik untuk
penyakit hati. Dalam beberapa kasus peradangan hati, peningkatan ALT dan AST
akan serupa.
Hubungan infeksi dengue dengan gambaran enzim transaminase
Organ sasaran dari virus adalah
organ RES meliputi sel kuffer hepar, endotel pembuluh darah, nodus limfaticus,
sumsum tulang serta paru-paru. Data dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa
sel-sel monosit dan makrofag mempunyai peranan besar pada infeksi ini. Dalam peredaran
darah, virus tersebut akan difagosit oleh sel monosit perifer. Setelah virus
dengue masuk dalam tubuh manusia, virus berkembang biak dalam sel
retikuloendotelial ( hepar) yang selanjutnya diikuiti dengan viremia yang berlangsung
5-7 hari. Akibat infeksi virus ini muncul respon imun baik humoral maupun
selular, antara lain anti netralisasi, anti-hemaglutinin, anti komplemen.
Antibodi yang muncul pada umumnya adalah IgG dan IgM, pada infeksi dengue
primer antibodi mulai terbentuk, dan pada infeksi sekunder kadar antibodi yang
telah ada meningkat (booster effect).
Antibodi terhadap virus dengue
dapat ditemukan di dalam darah sekitar demam hari ke-5, meningkat pada minggu
pertama sampai dengan ketiga, dan menghilang setelah 60-90 hari. Kinetik kadar IgG
berbeda dengan kinetik kadar antibodi IgM, oleh karena itu kinetik antibodi IgG
harus dibedakan antara infeksi primer dan sekunder. Pada infeksi primer
antibodi IgG meningkat sekitar demam hari ke-14 sedang pada infeksi sekunder
antibodi IgG meningkat pada hari kedua. Oleh karena itu diagnosa dini infeksi
primer hanya dapat ditegakkan dengan mendeteksi antibodi IgM setelah hari sakit
kelima, diagnosis infeksi sekunder dapat ditegakkan lebih dini dengan adanya
peningkatan antibody IgG dan IgM yang cepat.
Hipotesis tentang patogenesis
DBD/SSD seperti antibody-dependent enhancement, virus virulence, dan
imunopatogenesis yang diprakarsai oleh IFN- γ/TNF-α dianggap belum cukup untuk
menjawab terjadinya trombositopenia dan hemokonsentrasi pada DBD/SSD. Menurut
Lei HY dkk, 2001, infeksi virus dengue akan mempengaruhi sistem imun tubuh
berupa perubahan dari rasio CD4/CD8, overproduksi dari sitokin dan dapat
menginfeksi sel-sel endotel dan hepatosit dengan akibat terjadinya apoptosis
serta disfungsi dari sel-sel tersebut. Begitu juga sistem koagulasi dan
fibrinolisis ikut teraktivasi selama infeksi virus dengue. Gangguan terhadap
respon imun tidak hanya berupa gangguan dalam membersihkan virus dari dalam
tubuh, akan tetapi over produksi sitokin dapat mempengaruhi sel-sel endotel,
monosit dan hepatosit. Kerusakan trombosit akibat dari reaksi silang
otoantibodi antitrombosit, karena overproduksi IL-6 yang berperan besar dalam
terbentuknya otoantibodi anti-trombosit dan anti-sel endotel, serta
meningkatnya level dari tPA dan defisiensi koagulasi
Disimpulkan bahwa penyebab dari
kebocoran plasma yang khas terjadi pada pasien DBD dan SSD disebabkan oleh
kerja bersama seperti suatu konser dari aktivasi komplemen, induksi kemokin dan
kematian sel apoptotik. (18) Dihipotesiskan bahwa peningkatan sintesis IL-8
memegang peran penting dalam terjadinya kebocoran plasma pada pasien DBD dan
SSD. Hal ini dapat dilihat dalam serum pasien DBD/DSS berat terjadi peningkatan
level IL-8, dan dibuktikan secara in vitro oleh Bosch I dkk (2002) melalui
kultur primer dari monosit manusia yang diinfeksi dengan virus dengue tipe 2,
terjadi peningkatan level IL-8 dalam supernatan kultur, yang diperkirakan
karena terjadi peningkatan aktivasi dari NF-kappaB. Penelitian oleh Bethell dkk
(1998) terhadap anak di Vietnam dengan DBD dan SSD menyebutkan bahwa pada anak
dengan SSD ternyata level IL-6 dan soluble intercellular adhesion molecule-1
rendah, hal ini merefleksikan adanya kehilangan protein dalam sirkulasi karena
kebocoran kapiler dan hanya level dari reseptor TNF terlarut (TNFR) yang
meninggi seiring dengan beratnya penyakit.
Selama bertahun-tahun, saya telah membaca dan melihat iklan di media massa tentang semua pil penambah penis dan berpikir bahwa itu semua adalah penipuan atau tipuan. Semua situs medis yang saya kunjungi menyatakan bahwa tidak ada suplemen herbal yang akan membantu meningkatkan ukuran penis. Saya menjadi sangat depresi ketika membaca ini, karena sayangnya saya tidak secara alami diberkati dengan penis yang cukup besar untuk membangkitkan pasangan seksual saya atau pasangan masa lalu. Saya seorang pria yang melewati masa seksual saya dan kinerja seksual saya banyak yang diinginkan. Saya memutuskan untuk mencoba obat herbal Doctoc Akhigbe setelah semua pembacaan dan penelitian yang telah saya lakukan. Saya melihat kesaksian "Joe" tentang doktror Obat Herbal Akhigbe Karena ada Jaminan Uang Kembali, saya memberinya percobaan apa yang harus saya hilangkan ? Saya tidak percaya hasil yang saya lihat setelah meminum Obat Herbal Alami dan Sabun Herbal untuk dioleskan pada penis saya! dia mengirim kepada saya melalui jasa pengiriman kurir DHL. Dalam waktu sekitar 2 minggu saya memiliki peningkatan yang nyata dalam ketebalan penis saya. Kemudian setelah beberapa minggu tambahan, itu mulai bertambah panjang dan saya kagum dan sangat bersemangat. Sebelum saya menghabiskan minuman dan sabun, penis saya bertambah dua inci. Saya telah mengalami banyak kemajuan dalam kehidupan seks saya dan pil-pil ini tentu bernilai setiap sen yang saya habiskan untuk mereka! Saya ingin berterima kasih kepada Dr Akhigbe atas waktu dan upaya yang mereka habiskan untuk membantu orang-orang dalam situasi saya. Saya tahu banyak di luar sana yang menderita masalah ini dan mereka membutuhkan bantuan, kirimkan email kepadanya. drrealakhigbe@gmail.com. Ia juga menyembuhkan penyakit lain seperti: Menstruasi Nyeri atau Tidak Teratur. HIV / Aids. Pembesaran payudara. Penderita diabetes. Infeksi vagina. Keputihan Vagina. Gatal Dari Bagian Pribadi. Infeksi payudara. Debit dari Payudara. Nyeri & Gatal pada Payudara. Nyeri perut bagian bawah. Tidak Ada Periode atau Periode Tiba-tiba Berhenti. Masalah Seksual Wanita. Penyakit Kronis Tekanan Darah Tinggi. Rasa sakit saat berhubungan seks di dalam Pelvis. Nyeri saat buang air kecil. Penyakit Radang Panggul, (PID). Menetes Sperma dari Vagina Serta Untuk jumlah sperma rendah. Penyakit Parkinson. Lupus. Kanker. TBC Jumlah sperma nol. Asma. Ejakulasi cepat. Batu empedu, Ejakulasi Dini. Herpes. Nyeri sendi. Pukulan. Ereksi yang lemah. Erysipelas, Tiroid, Debit dari Penis. HPV. Hepatitis A dan B. STD. Staphylococcus + Gonorrhea + Sifilis. Penyakit jantung. Pile-Hemorrhoid. Rematik, tiroid, Autisme, pembesaran Penis, Pinggang & Nyeri Punggung. Infertilitas Pria dan Infertilitas Wanita. Untuk pengobatan Anda, kirim email kepadanya sekarang: drrealakhigbe@gmail.com atau Hubungi nomornya: +2349010754824.
ReplyDelete