An essential oil is a
concentrated hydrophobic liquid containing volatile aroma compounds from plants. Essential oils are also
known as volatile oils, ethereal oils, aetherolea, or simply as the oil of the plant from which they were extracted, such
as oil of clove. An oil is "essential" in the sense that it contains the "essence
of" the plant's fragrance—the characteristic fragrance of the plant from
which it is derived. The term
essential used here does not mean indispensable as with the terms essential amino acid or essential fatty acid which are so called since they are nutritionally required by a given
living organism.
Minyak esensial adalah cairan hidrofobik (tidak menyukai air) terkonsentrasi
yang mengandung senyawa aroma yang mudah menguap dari tanaman. Minyak esensial
juga dikenal sebagai minyak atsiri atau disebut juga sebagai minyak dari
tanaman dari mana mereka diekstraksi, seperti contoh minyak cengkeh. Suatu
minyak disebut "esensial" dalam arti bahwa minyak itu berisi
"esensi" aroma - aroma khas tanaman asalnya. Penggunaan kata – kata
esensi di sini bukan dimaksudkan sebagai tidak dapat tergantikan sebagaimana
asam amino esensial atau asam lemak esensial yang memang merupakan nutrisi yang
diperlukan oleh makhluk hidup.
Essential oils are generally extracted by distillation, often by using steam. Other processes include expression, solvent extraction,absolute oil
extraction, resin tapping, and cold pressing. They are used in perfumes, cosmetics, soaps and other products, for flavoring food and drink, and for adding scents
to incense and household cleaning products.
Minyak esensial umumnya diekstraksi dengan cara distilasi, seringkali
dengan menggunakan uap. Proses lainnya termasuk ekspresi, ekstraksi pelarut,
ekstraksi minyak absolut, resin penyadapan, dan pendinginan. Minyak esensial
digunakan dalam parfum, kosmetik, sabun dan produk lainnya, untuk penyedap
makanan dan minuman, serta untuk menambahkan aroma pada dupa dan produk
pembersih rumah tangga.
Minyak esensial telah digunakan secara medis sejak dahulu. Aplikasi
medis yang diusulkan oleh mereka yang menjual minyak, berkisar dari perawatan
kulit hingga untuk obat kanker dan penggunaan ini sering hanya didasarkan pada
catatan sejarah dari penggunaan minyak esensial untuk tujuan ini. Klaim untuk
kemanjuran pengobatan medis, dan pengobatan kanker pada khususnya, tunduk
kepada peraturan di sebagian besar negara.
As the use of essential oils has declined in evidence-based medicine, one must consult older textbooks for much information on their use. Modern
works are less inclined to generalize; rather than refer to "essential
oils" as a class at all, they prefer to discuss specific compounds, such
as methyl salicylate, rather than
"oil of wintergreen".
Saat ini, penggunaan minyak esensial dalam bidang kedokteran telah
menurun, kita harus membuka buku teks kuno untuk mendapatkan banyak informasi
tentang penggunaannya. Buku – buku modern saat ini cenderung kurang untuk membahasnya.
Saat ini, kebanyakan literature tidak merujuk "minyak esensial"
sebagai kelas terapi sama sekali, mereka lebih memilih untuk membahas senyawa
tertentu, seperti metil salisilat, dan bukannya "minyak wintergreen"
yang merupakan salah satu dari minyak esensial.
Interest in essential oils has revived in recent decades with the
popularity of aromatherapy, a branch of alternative medicine that claims that essential oils and other aromatic compounds have
curative effects. Oils are volatilized or diluted in a carrier oil and used in massage, diffused in the
air by a nebulizer, heated over a candle flame, or burned
as incense.
Minat terhadap minyak esensial ini telah dihidupkan kembali dalam beberapa
dekade terakhir dengan meningkatnya popularitas dari aromaterapi,suatu cabang
pengobatan alternatif yang mengklaim bahwa minyak esensial dan senyawa aromatik
lainnya memiliki efek kuratif. Minyak esensial dapat digunakan dengan cara diuapkan
atau diencerkan dalam minyak pembawa dan digunakan dalam pijat, disebarkan di
udara dengan nebulizer / diffuser, dipanaskan di atas api lilin, atau dibakar
sebagai dupa.
The earliest recorded mention of the techniques and methods used to
produce essential oils is believed to be that of Ibn al-Baitar(1188–1248), an Andalusian physician, pharmacist and chemist
Catatan paling awal yang menyebutkan teknik dan metode yang digunakan
untuk memproduksi minyak esensial diyakini berasal dari Ibn al-Baytar
(1188-1248), seorang dokter Andalusia, apoteker dan ahli kimia
Distilation
Distilasi
Today, most common essential oils — such as lavender, peppermint, tea tree oil and eucalyptus — are distilled. Raw plant material,
consisting of the flowers, leaves, wood, bark,roots, seeds, or peel, is put into an alembic (distillation apparatus) over water. As
the water is heated, the steam passes through the plant material, vaporizing
the volatile compounds. The vapors flow through a coil, where they condense
back to liquid, which is then collected in the receiving vessel.
Saat ini, minyak esensial yang paling umum - seperti lavender,
peppermint, minyak tea tree dan eucalyptus – didapatkan dengan cara disuling.
Bahan baku tanaman, yang terdiri dari bunga, daun, kayu, kulit kayu, akar,
biji, atau kulit, dimasukkan ke dalam alembic (alat distilasi) di atas air.
Ketika air dipanaskan, uap melewati bahan tanaman dan menguapkan senyawa
volatil. Uap mengalir melalui kumparan, di mana mereka mengembun kembali
menjadi cairan, yang kemudian dikumpulkan dalam saluran penerima.
Most oils are distilled in a single process. One exception is ylang-ylang (Cananga odorata), which takes 22
hours to complete through a fractional distillation.
Sebagian besar minyak disuling dalam suatu proses tunggal. Satu
pengecualian adalah ylang-ylang (Cananga odorata), yang memakan waktu hingga 22
jam untuk selesai disuling melalui distilasi fraksional.
The recondensed water is referred to as a hydrosol, hydrolat, herbal distillate or plant water essence, which may be
sold as another fragrant product. Popular hydrosols include rose water, lavender water, lemon balm, clary sage and orange blossom water. The use of herbal distillates in cosmetics is increasing. Some plant hydrosols have
unpleasant smells and are therefore not sold.
Air hasil rekondensasi disebut sebagai
hidrosol, hydrolat, distilat herbal atau air dari tanaman esensi, yang dapat
dijual sebagai produk wewangian lain. Hydrosols populer termasuk air mawar, air
lavender, lemon balm, clary sage dan air bunga jeruk. Penggunaan sulingan
herbal dalam kosmetik telah meningkat. Beberapa hydrosols tanaman memiliki bau
yang tidak menyenangkan dan karena itu tidak dijual.
Expression
Ekspresi
Most citrus peel
oils are expressed mechanically or cold-pressed (similar to olive oil extraction). Due to the relatively large quantities of oil in
citrus peel and low cost to grow and harvest the raw materials, citrus-fruit
oils are cheaper than most other essential oils. Lemon or sweet orange oils
that are obtained as by products of
the citrus industry are even cheaper. Before the discovery of distillation, all
essential oils were extracted by pressing
Sebagian besar minyak kulit jeruk disajikan
secara mekanis atau dengan metode penekanan dingin (mirip dengan ekstraksi
minyak zaitun). Karena jumlah yang relatif besar minyak di kulit jeruk dan
biaya yang murah untuk menanamnya dan bahan baku yang murah, minyak dari jeruk
lebih murah daripada kebanyakan minyak esensial lainnya. Lemon atau minyak
jeruk manis yang diperoleh dari industri jeruk bahkan lebih murah lagi. Sebelum
penemuan distilasi, semua minyak esensial diekstraksi dengan cara penekanan.
Solvent Extraction
Ekstraksi Pelarut
Most flowers contain too little volatile oil to undergo expression;
their chemical components are too delicate and easily denatured by the high
heat used in steam distillation. Instead, a solvent such as hexane or supercritical
carbon dioxide is used to extract
the oils. Extracts from hexane and other
hydrophobic solvents are called concretes, which are a mixture of essential oil, waxes, resins, and other lipophilic (oil-soluble)
plant material.
Kebanyakan bunga mengandung terlalu sedikit minyak atsiri untuk menjalani
proses ekstraksi; komponen kimianya terlalu halus dan mudah di denaturasi
dengan panas tinggi yang digunakan dalam proses penyulingan uap. Sebaliknya,
pelarut seperti heksan atau karbon dioksida superkritis digunakan untuk
mengekstrak minyak. Ekstrak dari heksana dan pelarut hidrofobik lainnya disebut
concretes, yang merupakan campuran dari minyak esensial, lilin, resin, dan
lipofilik bahan tanaman (larut minyak) lainnya.
Although highly fragrant, concretes contain large quantities of
non-fragrant waxes and resins. Often, another solvent, such as ethyl alcohol, which is more polar in nature, is
used to extract the fragrant oil from the concrete. The alcohol solution is
chilled to −18 °C (0 °F) for more than 48 hour which causes the waxes and lipids to precipitate out. The precipitates are then filtered out and the
ethanol is removed from the remaining solution by evaporation, vacuum purge, or
both, leaving behind the absolute.
Meskipun sangat harum, concretes mengandung jumlah besar lilin yang
tidak harum dan resin. Seringkali, pelarut lain, seperti etil alkohol, yang
lebih polar di alam, digunakan untuk mengekstrak minyak wangi dari concretes.
Solusio alkohol di dinginkan sampai -18
° C (0 ° F) selama lebih dari 48 jam yang menyebabkan lilin dan lemak menjadi
mengendap. Endapan kemudian disaring dan etanol akan menghilang dari solusio
atau larutan yang tersisa dengan penguapan, pembersihan vakum, atau keduanya,
sehingga didapatkan hasil murni.
Supercritical carbon dioxide is used as a solvent in supercritical fluid
extraction. This method has many benefits including avoiding petrochemical residues in the
product and the loss of some "top notes" when steam distillation is
used. It does not yield an absolute directly. The supercritical carbon dioxide
will extract both the waxes and the essential oils that make up the concrete.
Subsequent processing with liquid carbon dioxide, achieved in the same extractor
by merely lowering the extraction temperature, will separate the waxes from the
essential oils. This lower temperature process prevents the decomposition and
denaturing of compounds. When the extraction is complete, the pressure is
reduced to ambient and the carbon dioxide reverts to a gas, leaving no residue.
Karbon dioksida superkritis digunakan sebagai pelarut dalam ekstraksi
fluida superkritis. Metode ini memiliki banyak manfaat termasuk menghindari
residu petrokimia dalam produk dan hilangnya beberapa "top notes"
ketika destilasi uap digunakan. Proses ini tidak menghasilkan minyak murni
secara langsung. Karbon dioksida superkritis akan mengekstraki baik lilin maupun
minyak esensial yang membentuk concretes. Pengolahan selanjutnya adalah menggungakan
karbon dioksida cair, dalam ekstraktor yang sama hanya dengan menurunkan suhu
ekstraksi yang akan memisahkan lilin dari minyak esensial. Proses suhu yang
lebih rendah mencegah dekomposisi dan denaturing senyawa. Ketika ekstraksi
selesai, tekanan ambien berkurang dan karbon dioksida beralih ke gas, tanpa
meninggalkan residu.
Supercritical carbon dioxide is also used for making decaffeinated coffee. Although it uses
the same basic principles, it is a different process because of the difference
in scale.
Karbon dioksida superkritis juga digunakan
untuk membuat kopi tanpa kafein. Meskipun menggunakan prinsip - prinsip dasar
yang sama, itu adalah proses yang berbeda karena perbedaan dalam skalanya.
Pharmacology
Farmakologi
Although medicinal use of essential oils is seen as pseudoscience in the healthcare community, essential
oils retain considerable popular use among advocates of alternative medicine. Therefore, it is difficult to obtain reliable references concerning
their pharmacological merits.
Meskipun penggunaan obat minyak esensial dilihat sebagai pseudosains /
ilmu semu dalam komunitas kesehatan, minyak esensial tetap populer di kalangan
pendukung pengobatan alternatif. Oleh karena itu, sulit untuk mendapatkan
referensi terpercaya mengenai manfaat farmakologi.
Studies have shown that certain essential oils may have the ability to
prevent the transmission of some drug-resistant strains of pathogen,
specifically Staphylococcus,Streptococcus and Candida.
Penelitian telah menunjukkan bahwa minyak esensial tertentu mungkin
memiliki kemampuan untuk mencegah penularan beberapa strain yang resistan
terhadap obat patogen, khususnya Staphylococcus, Streptococcus dan Candida.
Taken by mouth, many essential oils can be dangerous in high
concentrations. Typical effects begin with a burning feeling, followed by
salivation. In the stomach, the effect is carminative, relaxing the gastric sphincter and
encouraging eructation (belching). Further down the gut, the effect typically
is antispasmodic.
Bila diminum, minyak esensial bisa berbahaya karena konsentrasinya yang
tinggi. Efeknya bervariasi, dimulai dengan perasaan terbakar, diikuti oleh
banyaknya produksi air liur. Di perut, efeknya karminatif, membuat sfingter /
katup lambung menjadi relaks dan menyebabkan eruktasi (sendawa). Lebih jauh ke
usus bagian bawah, biasanya terjadi antispasmodic.
Typical ingredients for such applications include eucalyptus oils, menthol, capsaicin, anise and camphor. Other essential oils work well in
these applications, but it is notable that others offer no significant benefit.
This illustrates the fact that different essential oils may have drastically
different pharmacology. Those that do work well for upper respiratory tract and
bronchial problems act variously as mild expectorants and decongestants. Some
act as locally anaesthetic counterirritants and, thereby, exert an antitussive effect.
Bahan khusus untuk aplikasi seperti ini adalah minyak eucalyptus,
mentol, capsaicin, adas manis dan kamper. Minyak esensial lainnya bekerja
dengan baik dengan cara aplikasi ini, namun perlu dicatat bahwa minyak lainnya bisa
tidak memberikan manfaat yang signifikan. Ini menggambarkan kenyataan bahwa
minyak esensial yang berbeda mungkin memiliki farmakologi yang berbeda secara
drastis. Minyak yang bekerja dengan baik untuk saluran pernapasan bagian atas
dan masalah bronkial bertindak sebagai ekspektoran ringan dan dekongestan.
Beberapa bertindak sebagai counterirritants, anestesi lokal dan, dengan
demikian, menyebabkan efek antitusif.
Some essential oils, such as those of juniper and agathosma, are valued for their diuretic
effects. With relatively recent
concerns about the overuse of antibacterial agents, many essential oils have seen a
resurgence in off-label use for such properties and are being examined
for this use clinically
Beberapa minyak esensial, seperti juniper dan agathosma, dianggap bernilai
dan dimanfaatkan untuk efek diuretiknya. Dengan adanya keprihatinan belakangan
ini tentang terlalu seringnya menggunakan agen antibakteri, banyak minyak
esensial digunakan untuk kondisi tersebut dan sedang diteliti untuk
penggunaannya secara klinis
Many essential oils affect the skin and mucous membranes in ways that
are valuable or harmful. Many essential oils, particularly tea tree oil, may
cause a contact dermatitis. They are used in antiseptics and liniments in particular. Typically,
they produce rubefacient irritation at first and then
counterirritant numbness. Turpentine oil and camphor are two typical
examples of oils that cause such effects. Menthol and some others produce a
feeling of cold followed by a sense of burning. This is caused by its effect on
heat-sensing nerve endings. Some essential oils, such as clove oil or eugenol,
were popular for many hundred years in dentistry as antiseptics and local
anaesthetics. Thymol is well known for its antiseptic effects.
Banyak minyak esensial mempengaruhi kulit
dan selaput lendir dengan cara yang bermanfaat baik atau malah sebaliknya,
berbahaya. Beberapa minyak esensial, terutama minyak tea tree, dapat
menyebabkan dermatitis kontak. Minyak ini digunakan di dalam antiseptik dan
obat gosok. Biasanya, minyak menghasilkan iritasi rubefacient (kemerhan di
kulit) pada awalnya dan kemudian counterirritant (anti iritasi) dan mati rasa.
Minyak terpentin dan kamper adalah dua contoh khas minyak yang menyebabkan efek
tersebut. Menthol dan beberapa minyak lainnya, menghasilkan perasaan dingin yang
diikuti oleh rasa terbakar. Hal ini disebabkan oleh efeknya pada ujung saraf sensorik
panas. Beberapa minyak esensial, seperti minyak cengkeh atau eugenol, yang
populer dalam kedokteran gigi selama ratusan tahun sebagai antiseptik dan
anestesi lokal. Timol terkenal untuk efek antiseptik.
Use in
aromatherapy
Penggunaan sebagai aromaterapi
Aromatherapy is a form of alternative medicine in which healing effects are ascribed to the aromatic compounds in essential oils and other plant extracts. Some essential oils are claimed to have an uplifting effect on the mind. Such claims, if meaningful, are not necessarily false but are difficult to quantify in the light of the sheer variability of materials used in the practice.
Aromaterapi adalah suatu bentuk pengobatan
alternatif di mana efek penyembuhan yang dianggap berasal dari senyawa aromatik
dalam minyak esensial dan ekstrak tanaman lainnya. Beberapa minyak esensial
diklaim memiliki efek menstimulasi pikiran. Klaim tersebut, jika bermakna,
tidak selalu salah, tetapi dalam prakteknya, sulit untuk mengukur variabilitas
bahan yang digunakan
Dilution
Pengenceran
Essential oils are usually lipophilic (literally: "oil-loving")
compounds that usually are not miscible with water. They can be diluted in solvents like pure ethanol and polyethylene glycol.
Minyak atsiri biasanya lipofilik (mudah
terikat pada lemak), senyawa yang biasanya tidak larut dengan air. Mereka dapat
diencerkan dalam pelarut seperti etanol murni dan polietilen glikol.
Raw Material
Bahan mentah
Essential oils are derived
from sections of plants. Some plants, like the bitter orange, are sources of several
types of essential oil.
Minyak atsiri berasal dari berbagai bagian
tanaman. Beberapa tanaman, seperti jeruk, merupakan sumber dari beberapa jenis
minyak esensial.
Bark
·
Cassia
·
Cinnamon
·
Sassafras
Berries
·
Allspice
·
Juniper
Flowers
·
Cannabis
·
Chamomile
·
Clary sage
·
Clove
·
Scented geranium
·
Hops
·
Hyssop
·
Jasmine
·
Lavender
·
Manuka
·
Marjoram
·
Orange
·
Rose
·
Ylang-ylang
|
Leaves
·
Basil
·
Bay leaf
·
Buchu
·
Cinnamon
·
Common sage
·
Eucalyptus
·
Guava
·
Lemon grass
·
Melaleuca
·
Oregano
·
Patchouli
·
Peppermint
·
Pine
·
Rosemary
·
Spearmint
·
Tea tree
·
Thyme
·
Tsuga
·
Wintergreen
Peel
·
Bergamot
·
Grapefruit
·
Lemon
·
Lime
·
Orange
·
Tangerine
|
Resin
·
Benzoin
·
Copaiba
·
Frankincense
·
Myrrh
Rhizome
·
Galangal
·
Ginger
Root
·
Valerian
Seeds
·
Anise
·
Buchu
·
Celery
·
Cumin
·
Flax
·
Nutmeg oil
Wood
·
Camphor
·
Cedar
·
Rosewood
·
Sandalwood
·
Agarwood
|
Eucalyptus oil
Minyak eucalyptus
Most Eucalyptus oil on the
market is produced from the leaves of Eucalyptus
globulus. Steam-distilled eucalyptus oil is used throughout Asia, Africa,
Latin America and South America as a primary cleaning/disinfecting agent added
to soaped mop and countertop cleaning solutions; it also possesses insect and
limited vermin control properties. Note, however, there are hundreds of species
of eucalyptus, and perhaps some dozens are used to various extents as sources
of essential oils. Not only do the products of different species differ greatly
in characteristics and effects, but also the products of the very same tree can
vary grossly
Kebanyakan minyak eucalyptus yang terdapat di pasaran,
diproduksi dari daun tanaman Eucalyptus globulus. Metode distilasi penguapan
digunakan untuk memperoleh minyak eucalyptus ini di banyak Negara, meliputi
Asia, Afrika, Amerika latin dan Amerika selatan yang mana biasa digunakan pada
pembersih atau bahan disinfeksi yang umum ditambahkan pada obat pel dan larutan
pembersih, minyak ini juga mempunya sifat yang dapat mengontrol serangga serta
kutu. Sebagai catatan, meskipun ada ratusan jenis dari eucalyptus, dan mungkin
beberapa lusin diantaranya sudah digunakan secara luas sebagai sumber dari minyak
esensial. Bukan hanya produk dari spesies yang berbeda, dapat mempunyai
karakteristik dan efek yang berbeda pula, tetapi, produk dari pohon yang sama,
juga dapat menghasilkan hasil yang bervariasi.
Rose Oil
Rose oil is produced from the petals of Rosa damascena and Rosa centifolia. Steam-distilled rose oil
is known as "rose otto", while the solvent extracted product is known
as "rose absolute".
Minyak bunga mawar diproduksi
dari kelopak Rosa damascene dan Rosa centifolia. Distilasi penguapan digunakan
untuk mendapatkan minyak dari bunga mawar ini, dan dikenal sebagai “rose otto”,
sedangkan pelarut yang diekstrasi dikenal sebagai “rose absolute”
Lavender essential oil
Minyak
esensial lavender
Lavender
essential oil has long
been used in the production of perfume. However, it can be estrogenic and
antiandrogenic, causing problems for prepubescent boys and pregnant women, in
particular. Lavender essential
oil is also used as an insect repellent
Minyak esensial lavender telah
digunakan sejak lama untuk memproduksi parfum. Bagaimanapun juga, minyak ini
dapat bersifat estrogenic dan antiandrogenic, yang dapat menyebabkan masalah
pada anak laki – laki usia prapubertas dan wanita hamil. Minyak esensial
lavender juga dapat digunakan untuk mengusir serangga.
Dangers
Bahaya
The potential danger of an essential oil is generally relative to its
level or grade of purity. Many essential oils are designed exclusively for
their aroma-therapeutic quality; these essential oils generally should not be
applied directly to the skin in their undiluted or "neat" form. Some
can cause severe irritation, provoke an allergic reaction and, over time, prove hepatotoxic.
Bahaya potensial dari minyak esensial ini secara umum bergantung pada
derajat kemurniannya. Banyak minyak esensial didesain secara khusus untuk
kualitas aromaterapi, minyak esensial ini secara umum, tidak boleh digunakan
secara langsung pada kulit tanpa pengenceran atau biasa disebut “neat form”.
Beberapa di antaranya dapat menyebabkan iritasi serius dan dapat menyebabkan
reaksi alergi, dan seiring waktu terbukti hepatotoxic.
Essential oils should not be used with animals, as they possess extreme
hepatotoxicity and dermal toxicity for animals. Some essential oils, including
many of the citrus peel oils, are photosensitizers, increasing the skin's vulnerability to sunlight.
Minyak esensial tidak boleh digunakan pada binatang, dikarenakan efek
hepatoxicity dan toksik pada kulit yang parah untuk binatang. Beberapa minyak
esensial, meliputi minyak kulit jeruk, bersifat fotosensitif, yang menyebabkan
kulit menjadi sensitive terhadap sinar matahari.
Industrial users of essential oils should consult the safety data sheets (SDS) to determine the hazards and
handling requirements of particular oils. Even certain therapeutic grade oils
can pose potential threats to individuals with epilepsy or pregnant women.
Pengguna minyak esensial harus merujuk pada SDS /
Safety Data Sheets untuk mengetahui potensi bahaya serta cara penyimpanan dari
minyak tertentu. Bahkan, minyak esensial dengan grade terapi, dapat mempunyai
ancaman potensial bagi individu dengan epilepsy dan wanita hamil.
Handling
Penanganan
Exposure
to essential oils may cause a contact dermatitis. Essential oils
can be aggressive toward rubbers and plastics, so care must be taken in
choosing the correct handling equipment. Glass syringes are often used, but
have coarse volumetric graduations. Chemistry
syringes are ideal,
as they resist essential oils, are long enough to enter deep vessels, and have
fine graduations, facilitating quality control. Unlike traditional pipettes,
which have difficulty handling viscous fluids, the chemistry syringe has a seal
and piston arrangement which slides inside the pipette, wiping the essential
oil off the pipette wall.
Paparan minyak esensial dapat
menyebabkan dermatitis kontak. Minyak esensial dapat menjadi agresif terhadap
karet dan plastik, sehingga harus diperhatikan dalam memilih peralatan
penanganan yang benar. Jarum suntik berbahan kaca sering digunakan, tetapi
memiliki volumetrik yang kasar. Jarum suntik kimia dianggap ideal, karena
menolak minyak esensial cukup lama untuk dapat masuk ke saluran yang lebih dalam,
dan memiliki gradasi yang baik, sehingga dapat dilakukan kontrol kualitas yang
baik. Tidak seperti pipet tradisional, yang mengalami kesulitan ketika menangani
cairan kental, jarum suntik kimia memiliki seal dan piston pengaturan yang terdapat
di dalam pipet, sehingga dapat menyeka minyak esensial dari dinding pipet.
Pregnancy
Kehamilan
The use of
essential oils in pregnancy is not recommended due to inadequate published
evidence to demonstrate evidence of safety. Pregnant women often report an
abnormal sensitivity to smells and taste, essential oils can cause irritation
and nausea.
Penggunaan minyak esensial pada
kehamilan tidak dianjurkan karena kurangnya bukti yang diterbitkan untuk
menunjukkan keamanannya. Wanita hamil sering melaporkan sensitivitas abnormal terhadap
bau dan rasa, minyak esensial dapat menyebabkan iritasi dan mual.
Gynecomastia
Estrogenic and antiandrogenic activity have been reported by in vitro study of tea tree
oil and lavender essential oils. Case reports
suggest the oils may be implicated in some cases of gynecomastia, an
abnormal breast tissue growth, in prepubescent boys. However, these claims have
been challenged and the European
Commission’s Scientific Committee on Consumer Safety has dismissed the claims
saying "Since the hormonal active ingredients of Tea Tree Oil were shown
not to penetrate the skin, the hypothesized correlation of the finding of 3
cases of gynecomastia to the topical use of Tea Tree Oil is considered
implausible."
Estrogenik dan aktivitas
antiandrogenic telah dilaporkan oleh studi in vitro terhadap minyak esensial tea
tree dan lavender. Laporan kasus menyatakan bahwa minyak ini mungkin terlibat
dalam beberapa kasus ginekomastia, pertumbuhan jaringan payudara normal, anak
laki - laki praremaja. Namun, klaim ini telah ditantang dan Komite Ilmiah
Komisi Eropa pada Konsumen Keselamatan telah menolak klaim yang mengatakan
"Karena bahan aktif hormonal dari Tea Tree Oil yang ditampilkan tidak
menembus kulit, korelasi hipotesis dari temuan 3 kasus ginekomastia untuk
penggunaan topikal Tea Tree Oil dianggap tidak masuk akal. "
Pesticide
residue
Sisa Pestisida
There is
some concern about pesticide residues in essential oils,
particularly those used therapeutically. For this reason, many practitioners of
aromatherapy buy organically produced oils. Not only are
pesticides present in trace quantities, but also the oils themselves are used
in tiny quantities and usually in high dilutions. Where there is a concern
about pesticide residues in food essential oils, such as mint or orange oils,
the proper criterion is not whether the material is alleged to be organically
produced, but whether it meets the government standards based on actual
analysis of its pesticide content.
Ada beberapa kekhawatiran tentang
sisa pestisida dalam minyak esensial, terutama yang digunakan untuk terapi.
Untuk alasan ini, banyak praktisi aromaterapi membeli minyak yang diproduksi
secara organik. Pestisida bisa terdapat dalam jumlah yang sangat kecil, tetapi,
minyak ini sendiri juga digunakan dalam jumlah kecil dan biasanya dalam
pengenceran yang banyak. Ketika ada kekhawatiran tentang residu pestisida pada
minyak esensial di makanan, seperti pada mint atau minyak jeruk, maka, kriteria
yang tepat adalah bukan apakah bahan tersebut diduga diproduksi secara organik,
tapi apakah memenuhi standar pemerintah berdasarkan analisis yang sebenarnya
dari isi pestisida.
Ingestion
Penelanan
Essential
oils are used extensively as GRAS flavoring agents in foods,
beverages and confectioneries according to strict Good Manufacturing Practice (GMP) and flavorist standards.
Therapeutic grade essential oils are generally safe for human consumption in
small amounts. Pharmacopoeia standards for medicinal oils
should be heeded. Some oils can be toxic to some domestic animals, cats in
particular. The internal use of essential oils can pose hazards to pregnant
women, as some can be abortifacients in dose 0.5–10 ml, and thus
should not be used during pregnancy.
Minyak esensial digunakan secara luas
sebagai agen GRAS penyedap dalam makanan, minuman dan kembang gula sesuai
dengan aturan ketat Good Manufacturing Practice (GMP) dan standar flavorist.
Minyak esensial kelas terapi umumnya aman untuk konsumsi manusia dalam jumlah
kecil. Standar farmakope untuk minyak obat tetap harus diperhatikan. Beberapa minyak
dapat menjadi racun bagi beberapa hewan domestik, terutama untuk kucing..
Penggunaan internal minyak esensial dapat menimbulkan bahaya untuk ibu hamil,
karena beberapa minyak, dapat menyebabkan aborsi pada dosis 0,5 - 10 ml, dan
dengan demikian tidak boleh digunakan selama kehamilan.
Flamability
Kerentanan untuk terbakar
The flash
point of each
essential oil is different. Many of the common essential oils, such as tea
tree, lavender, and citrus oils, are classed as a Class 3 Flammable Liquid, as they
have a flash point of 50–60 °C.
Titik nyala setiap minyak esensial
berbeda. Banyak minyak esensial umum, seperti minyak Tea Tree, lavender, dan
minyak jeruk, diklasifikasikan sebagai cat cair mudah terbakar kelas 3, karena
mereka memiliki titik nyala 50-60 ° C.
Toxicology
Toksikologi
The
following table lists the LD50 or median lethal dose for common oils; this
is the dose required to kill half the members of a tested population.LD50 is
intended as a guideline only, and reported values can vary widely due to
differences in tested species and testing conditions.
Tabel berikut berisi daftar LD50 atau dosis
mematikan median untuk minyak pada umumnya; ini adalah dosis yang diperlukan
untuk membunuh setengah anggota dari populasi. Uji LD50 dimaksudkan sebagai
pedoman saja, dan nilai yang dilaporkan dapat bervariasi karena perbedaan
spesies yang diuji dan kondisi pengujian.
Common Name
|
Oral LD50
|
Dermal LD50
|
Notes
|
Neem
|
14
g/kg
|
>2
g/kg
|
|
Lemon
myrtle
|
2.43
g/kg
|
2.25
g/kg
|
|
Frankincense
|
>5
g/kg
|
>5
g/kg
|
Boswellia
carterii
|
Frankincense
|
>2
g/kg
|
>2
g/kg
|
Boswellia
sacra
|
Indian
frankincense
|
>2
g/kg
|
>2
g/kg
|
Boswellia
serrata
|
Ylang-ylang
|
>5
g/kg
|
>5
g/kg
|
|
Cedarwood
|
>5
g/kg
|
>5
g/kg
|
|
Roman
chamomile
|
>5
g/kg
|
>5
g/kg
|
|
White
camphor
|
>5
g/kg
|
>5
g/kg
|
Cinnamomum
camphora, extracted from leaves
|
Yellow
camphor
|
3.73
g/kg
|
>5
g/kg
|
Cinnamomum
camphora, extracted from bark
|
Hot
oil
|
3.80
g/kg
|
>5
g/kg
|
Cinnamomum
camphora, oil extracted from leaves
|
Cassia
|
2.80
g/kg
|
0.32
g/kg
|
It
is important to understand that the foregoing figures are far less relevant in
everyday life than far smaller, often localized levels of exposure. For
example, a dose of many an essential oil that would do no harm if swallowed in
diluted solution or emulsion, could do serious damage to eyes or lungs in a
higher concentration.
Hal ini penting untuk dipahami bahwa angka - angka
di atas kurang relevan dalam kehidupan sehari-hari bahkan mungkin jauh lebih
kecil, diperlukan tingkat paparan yang terlokalisasi untuk bisa menjadi toksik.
Sebagai contoh, dosis dari banyak minyak esensial tidak akan membahayakan jika
tertelan dalam larutan yang diencerkan atau berupa emulsi, sebaliknya, bisa menyebabkan
kerusakan serius pada mata atau paru - paru pada konsentrasi yang lebih tinggi